Pramono Pantau Banjir Jakarta Dengan Pakai Helikopter Milik Polri melakukan pemantauan kondisi banjir di sejumlah wilayah ibu kota dengan menggunakan helikopter milik Kepolisian Republik Indonesia. Langkah ini dilakukan guna mendapatkan gambaran langsung mengenai dampak banjir serta menentukan strategi penanganan yang lebih efektif.
Helikopter jenis AgustaWestland (AW) 169 yang digunakan dalam pemantauan ini lepas landas pada pukul 08.30 WIB dan kembali mendarat pada pukul 09.19 WIB.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Pramono didampingi oleh sejumlah pejabat, antara lain Kakorpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih, Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Erdi Chaniago, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jakarta Maruli Sijabat, serta Plt. Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Ika Agustin.
Pramono Pantau Banjir Jakarta Mulai Surut
Setelah melakukan pemantauan dari udara, Gubernur Pramono menyampaikan bahwa kondisi banjir di Jakarta mulai menunjukkan perbaikan. Permukaan air di Bendungan Manggarai telah turun menjadi 600 cm, yang menandakan status Siaga 4. Sebelumnya, permukaan air sempat mencapai 850 cm, yang menyebabkan banjir meluas di berbagai titik.
“Alhamdulillah, kondisi air di Manggarai kini sudah turun menjadi 600 cm. Ini berarti Jakarta telah memasuki status Siaga 4, yang menunjukkan adanya perbaikan signifikan dibandingkan kemarin,” ujar Pramono saat ditemui di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Kamis (5/3/2025).
Ia juga menambahkan bahwa jika dilihat dari udara, kehidupan di ibu kota mulai kembali normal. Sejumlah aktivitas masyarakat sudah kembali berjalan seperti biasa, meskipun masih ada beberapa titik yang terdampak genangan air.
Langkah Penanganan yang Akan Dilakukan
Berdasarkan hasil pemantauan tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan segera melakukan langkah-langkah konkret untuk menangani banjir, terutama dengan fokus pada normalisasi Sungai Ciliwung di beberapa wilayah yang terdampak parah, seperti Pangadegan, Cawang, dan Bidara Cina.
“Kami akan segera melakukan normalisasi Sungai Ciliwung, terutama di wilayah Pangadegan, Cawang, dan Bidara Cina. Wilayah-wilayah ini menjadi titik yang terdampak cukup parah akibat tingginya curah hujan. Normalisasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir di masa mendatang,” jelas Pramono.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa upaya penanganan banjir harus dilakukan dengan pendekatan yang terkoordinasi antara Pemprov DKI Jakarta dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Hal ini bertujuan untuk memastikan proses penataan wilayah yang lebih baik serta meminimalisir dampak banjir di kemudian hari.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian ATR/BPN untuk memastikan bahwa langkah-langkah penanganan yang dilakukan dapat berjalan optimal. Sinergi antarinstansi sangat penting agar masalah banjir di Jakarta dapat ditangani dengan lebih efektif,” tambahnya.
Patroli Udara dan Bantuan Pascabanjir
Dalam kesempatan yang sama, Kakorpolairud Baharkam Polri, Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih, menjelaskan bahwa patroli udara yang dilakukan tidak hanya mencakup wilayah Jakarta, tetapi juga merambah daerah-daerah sekitarnya, termasuk Pondok Gede, Jatiasih, hingga Babelan.
“Kami tidak hanya memantau kondisi di Jakarta, tetapi juga di wilayah sekitarnya yang terdampak banjir. Beberapa titik masih menunjukkan adanya genangan, meskipun sebagian besar sudah mulai surut,” kata Yasin.
Selain pemantauan, Polairud telah mengerahkan 200 personel untuk membantu proses evakuasi dan pemulihan di berbagai wilayah yang terdampak. Meskipun banjir di beberapa lokasi telah surut, petugas tetap dikerahkan guna membantu warga yang terdampak, terutama dalam upaya pemulihan pascabanjir.
“Banyak rumah yang mengalami kerusakan akibat banjir, perabotan yang rusak, serta kerugian materi lainnya. Oleh karena itu, kami memastikan bahwa tim kami tetap berada di lapangan untuk memberikan bantuan yang diperlukan,” tambah Yasin.
Leave a Reply